NEGERI SAMPAH
Seorang tukang sampah berjalan
menyusuri jalanan kota. Dia hendak melaksanakan tugasnya memunguti
sampah-sampah di ibu kota. Dia berpapasan dengan seorang pejalan kaki yang
membuang bekas bungkus makanannya.
Tukang Sampah : (Geleng-geleng kepala) “Mudahnya orang-orang disini
menyampah sembarangan tanpa merasa berdosa? Di jalanan ada sampah, di selokan
ada sampah, di bus dan truk ada sampah.”
Tukang
sampah terus berjalan, lalu berhenti di depan sebuah café. Di pelataran café,
dia melihat beberapa siswa SMK sedang bergurau dan berbincang-bincang.
Tukang Sampah : “Nak, bisakah kalian membersihkan sampah dibawah meja
kalian?”
Siswa 1 : “Pak, tanpa kami bersihkan, sampah-sampah ini juga pasti akan
dibersihkan sama pelayan.”
Siswa 2 : “Iya Pak, lagipula itu bukan kewajiban kami kan? Kalau bapak
mau membersihkannya, silahkan.”
Tukang Sampah : “Kalau membersihkan sampah itu hanya kewajiban tukang
sampah seperti saya, berapa gunung sampah yang harus saya bersihkan, nak?”
Siswa 3 : “Iya kawan, bapak ini benar. Kalau kita hanya mengandalkan
tukang sampah, sampah-sampah di kota ini, bahkan negeri ini, tidak akan ada
habisnya.”
Siswa 4 : “Sampah seperti ini saja, kita kewalahan menanganinya, apalagi
‘sampah’ yang ada di gedung parlemen ya, guys?”
(Semua tertawa)
Siswa 5 : “Kalau sampah yang kayak gitu bisa dipunguti, nggak akan muat
TPA-TPA di negeri ini buat nampung!”
(tertawa lagi)
Tukang Sampah : “Wah, kalau begitu saya bisa jadi kaya raya kalau bisa
munguti sampah-sampah di gedung parlemen itu?”
Siswa 1 : “Iya, Pak. Tapi memangnya bapak mau berkumpul dan tiduran sama
tikus-tikus got dan sampah-sampah yang bapak pungut itu?”
Tukang Sampah : “Waduh jijik juga ya. Ya sudah, saya tidak mau, nak.
Mending saya mencari sampah-sampah di jalanan ini saja.”
Siswa 2 : “Kalau dipikir-pikir, negeri kita ini tidak hanya kaya alamnya
saja ya, tapi juga kaya sampahnya. Dimana-mana ada sampah, tidak cuma di
jalanan, di gedung parlemen sampai di laci pejabatnya pun banyak sampah.”
Siswa 3 : “Iya memang, sampah sudah menjadi bunga nusantara. Dimana-mana
ada sampah. Di mulutmu juga ada sampahnya kali ya?” (sambil membuka mulut Diyana)
Siswa 4 : “Eh, sembarangan aja kamu!”
(semua tertawa)
Tukang Sampah : “Kalian jangan berburuk sangka dulu. Tidak semua orang
di negeri ini suka menyampah. Kalian sebagai penerus bangsa jangan mau jadi
tikus got yang suka menyampah itu!”
Semua Siswa : “Siap, Pak!”
1 Komentar untuk "CONTOH KONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI DRAMA"
bagus sekali.